Senin, 12 Juni 2017

Anak Komet

De' Ela, 2008

            Di sebuah orbit di dalam tata surya, terdapatlah sebuah Anak komet yang periang. Dan senang sekali berevolusi pada Matahari dengan kecepatan di atas rata-rata. Berevolusi pada Matahari adalah mengelilingi Matahari.
Sumber foto: http://mengakujenius.com/9-ciri-ciri-komet-dan-pengertiannya-lengkap/

            Ia selalu menyalip komet lain sehingga mereka terkejut dan diterpa angin yang dibuatnya. Dia menyalip dengan gesit dan sering berseru senang atas sensasinya. Ekornya melayang dan terpuntang-panting ketika Anak komet menghindar dari tabrakan.

Sabtu, 27 Mei 2017

Elf of Forest (versi Bahasa Inggris)

Versi Bahasa Inggris 
Elf of Forest
11 December 2011, by De' Ela



Sound of tap of Ashley’s shoes were heard in the quitly jungle. The unheel leather shoes is just making slowly sound on every it’s tap. The shoe’s long line is banding Ashley’s calf strongly. She sat on the timber. Look at Jack who is busy cleaning his sword.
Evening with it’s red light couldn’t pass too much on leaves. The small bird stood on the branch of oak tree, quitely to see them. The wind blow slowly, opened the dialog.
“Tomorrow is showtime,” Ashley say.

Rabu, 27 Agustus 2014

Hal Romantis dalam Organisasi Islam

       Beberapa waktu lalu temanku menceritakan kepadaku tentang peristiwa yang membuatku tersentuh, terharu.
            Hal ini tentang sebuah organisasi islam di kampus kami. Jazirah namanya. Aku tidak ikut dalam organisasi itu tapi aku suka berkumpul dan berteman dengan mereka karena mereka memiliki pengaruh baik, dan mereka memang baik. Seperti halnya pramuka yang aku pegang teguh, organisasi Islam juga memegang teguh prinsip-prinsip dan nilai-nilai (norma) yang aku sukai.

Selasa, 20 Mei 2014

Manekin

Manekin

14 Februari 2013, ditulis oleh De' Ela


Untuk kesekian kalinya kau berdiri di situ untuk menatapku lama. Aku tahu, aku pasti sangat cantik. Gaun-gaun yang kukenakan selalu yang paling terbaru dan mahal. Untuk sesaat kulihat kau memang mengamati gaun yang kukenakan. Tapi kau lebih lama memandang ke arahku. Bukan tatapan iri, ataupun rintihan ingin memiliki gaun yang kukenakan. Tatapanmu, kurasakan mengamati setiap detil wajahku, leherku, telingaku, rambutku, jemari dan tangan, sampai bentuk kaki.
Aku sendiri tak akan pernah bisa mengamati tubuhku. Aku tidak tahu apakah aku punya kaki jenjang mempesona atau tidak. Yang aku tahu keinginanmu terhadapku jauh lebih besar daripada keinginanmu terhadap gaun-gaun indah yang kukenakan. Keinginanmu untuk jadi sepertiku, secantik aku.

Ekspedisi Mercury: Bertemu Malaikat

Ekspedisi Mercury: Bertemu Malaikat
15 Agustus 2010, ditulis oleh De' Ela

Angin dingin mengerang masuk menubruki dinding gua. Tetes-tetes air dari stalaktit dingin menjatuhi Alea, membangunkanya. Api di sebelah sudah padam tinggal baranya yang menyala berisi kehidupan.
Terduduk dengan kantuk sudah lenyap, Alea menyapu pandang. Menemukan yang lain sudah bangun dan berbenah.
“Jam berapa sekarang?” itu kalimat pertama yang keluar dari bibir keringnya.
“Lima lebih lima. Lima menit lagi kita berangkat. Jadi segeralah.”

PERI HUTAN (Elf of Forest)

PERI HUTAN
11 Desember 2011, ditulis oleh De' Ela

Suara tapak sepatu Ashley terdengar di keheningan hutan. Sepatu kulit tanpa hak itu hanya menimbulkan suara desisan setiap melangkah. Talinya panjang mengikat erat betis Ashley. Dia duduk di atas batang pohon. Memandang Jack yanng sibuk mengelap pedangnya.
Senja dengan cahaya merahnya tak mampu menembus terlalu banyak celah dahan. Burung parkit yang bertengger pada dahan pohon oak diam mengawasi mereka. Angin berhembus perlahan membuka pembicaraan.
“Besok adalah waktunya,” kata Ashley.

Indra Keenam

Indra Keenam


2009, ditulis oleh De' ela



Keteduhan berbeda dengan kegelapan. Angin dingin pun begitu dengan Air Conditioner. Tapi dinding batu sedingin es ini memang tak patut untuk di sandari, sudah dingin berlumut lagi. Tak ingin Syna mengotori sweater darah-beroksigen ini.
            Dengan sarung kulit Syna bisa menghindari kotoran di tombol bel ketika dia memencetnya. Tapi dia tak bisa menghindari bau pengap ketika pintu dibuka oleh seorang temannya, pemilik rumah. Penampilannya kusam tak seperti biasanya. Tapi Syna masih bisa melihat mata itu tak tertuju seakan sedang melamun.

Jangan Panggil Aisyah

Jangan Panggil Aisyah

5 Februari 2012, ditulis oleh De' Ela

Ai deg-degan. Ini pertama kalinya dia kelompokan dengan Sadam. Sadam anak IX A, sementara Ai anak IX F. Kebetulan guru biologi kedua kelas itu sama, dan beliau ingin variasi pembagian kelompok untuk tugas penelitian ilmiah. Variasi ini bukan sekedar bukan dengan teman sebangku, bukan hanya beda kelamin, tapi juga beda kelas. Masalahnya Ai tidak kenal siapa Sadam.
“Ai enak, ih, sama Sadam. Dia, kan, cakep banget..!!” seru Tania dengan masih berharap supaya dia saja sekarang yang ada di posisi Ai. Ketika itu Pak Dheni baru selesai membacakan pembagian kelompok di kelas IX F.

RA

RA
Mei 2010, ditulis oleh De' Ela

Semua anak kelas XI IPA 3 terkesiap. Memandang lurus ke depan. Mengiringi Bu Eni yang berjalan di depan kelas. Bukan beliau yang membuat berpasang-pasang mata tak mau berkedip. Melainkan seorang yang sangat asing. Seorang yang memesona. Seorang yang jadi aneh dibalut seragam pramuka cokelat tua dan cokelat muda, tak cocok. Yup! Anak baru.
Dia cukup tinggi dengan kulit bersih kuning langsat. Matanya hitam aspal dengan rambut hitam yang dipotong pendek dan rapi. Dan lebih dari separuh siswa dalam kelas itu terpesona.

Misi Persahabatan

Misi Persahabatan


13 Agustus 2011, ditulis oleh De' Ela


Sabrina Sylvester Sheira agak canggung berjalan di sepanjang jalan yang diapit oleh buku-buku yang dipajang. Berdebu dan bau, membuatnya agak pusing. Berbeda dengan sahabatnya Della Ginerva yang tampak begitu riang menelanjangi semua buku-buku bekas di kanan kirinya, sampai tak ada yang terlewatkan.
“Buku-buku di sini keren-keren lho, Na! Kamu enggak bakal bisa nemuinnya di toko buku gedhe!” ujar Della dengan sangat bersemangat. Menggenggam pergelangan tangan Sabrina supaya dia tidak tertinggal dengan langkah bersemangatnya.
“Ya iyalah, La,” dengus Sabrina kesal. Mana mungkin ada di toko buku besar, buku-buku jadul dengan bau yang memuakkan itu. Semuanya pastilah harum, wangi, dengan kertas putih bersih dan bagus-bagus.
Mereka berhenti di sebuah lapak buku bekas yang dipenuhi dengan buku-buku yang disusun tinggi sampai menyentuh langit-langit. Della segera saja mengamati dari sudut ke sudut. Sabrina jengah melihat-lihat malas.
“Coba kamu lihat-lihat dulu. Kali aja ada yang kamu suka.
“Cari buku apa, Cah ayu?” Seorang pria tua yang sedari tadi duduk tertidur di kursinya terbangun dan segera menanyai Della.
“Ehm… cari buku Nancy Drew, Pak. Wonten punapa mboten?” Ada atau tidak, tambah Della.

Cahaya Bulan

Cahaya Bulan

2 November 2009, ditulis oleh De' Ela

Meski Ami sudah pindah rumah, dia tetap suka keluar rumah dan menyusuri jalan di malam hari. Orang tuanya sendiri hanya menasehati untuk berhati-hati dan sudah harus pulang sebelum pukul sembilan malam. Tahu bahwa percuma manyuruhnya untuk tinggal di rumah saja. Dia selalu punya alasan agar dapat keluar malam. Dan alasan paling sering adalah bahwa belajar di alam bebas lebih nyaman daripada belajar di dalam rumah untuknya.
Seperti malam ini, dia duduk di bangku alun-alun desa dengan lentera kecil menerangi halaman-halaman bukunya. Pakaian serba panjang dan topi rajutan sangat berguna untuknya. Angin berhembus memecah konsentrasi Ami pada bukunya. Ia memandang ke sekitar. Sepi.

MANTICORE

MANTICORE


2007, ditulis oleh De' Ela

Malam yang sungguh indah, dan seperti biasanya di setiap malam, Hika memandangi langit gelap itu. Dan berharap bahwa dia akan menemukan beberapa rasi bintang ataupun suatu bentuk, di sana. Sambil tersenyum, Hika memandangi setiap bintang dengan teliti, ia gabungkan beberapa bintang menjadi garis-garis bayangan  yang akan membentuk suatu gambar yang menarik. Matanya mulai menyipit, bibirnya datar. Ia mulai beranjak dari tempatnya tadi tiduran. Tetapi ia masih memandang ke atas tanpa kedipan mata. Dahinya tertekuk, dalam seketika senyumannya kembali, hanya saja lebih lebar.

Beban Terakhir Faya

Beban Terakhir Faya


April 2010, ditulis oleh De' Ela

Alan terbaring jenuh sembari menatap iri orang-orang di taman bersama keluarga masing-masing. Lampu ruangan yang redup seolah makin suram dengan keheningan yang tercipta dari dalam-dalamnya hati. Tak ada air mata. Hanya jenuh, marah, dan kecewa.
Dua hari  dia terbaring di sana. Dua hari pula tak ada yang menjenguknya. Dan selama itu juga dia hanya terbaring disana sambil memendam pedih.
Dimana sahabat yang selalu tertawa bersamanya? Mereka bukan sahabat, mereka hanya teman! Dimana kekasih yang selalu ada disaat dia ada? Bukan! Dia ada saat uang ada! Dimana keluarga yang yang selalu memenuhi kebutuhan materinya?
Alan mendengar kenop pintu diputar. Serta merta dia menoleh penuh harap. Minimal teman-temannya itu lah. Meski hatinya masih benci!

Plagiat

PLAGIAT

7 September 2010, ditulis oleh De' Ela

“Nggak bisa dibiarin!”
“Ini sebuah kejahatan!”
“Picik!” imbuh Lala suram dengan nada yang terdengar berat ketika mengucapkannya. Yang lain terdiam memandang iba dia. Lalu dia tersenyum meski begitu matanya menyimpan air mata di ujung kelopaknya.
“Bengawan Solo.... Riwayatmu ini... Sedari dulu... Menjadi perhatian insani...,” sambil memetik gitarnya Alan menyanyikan lagu keroncong Maestro Indonesia, Almarhum Gesang.
“Apaan sih, Lan! Kontras banget sama topik yang lagi diomongin. Seenggaknya gradasi kek kalo ngomong!” cerca Dian makin naik darah melihat tingkah temannya yang tak menunjukkan simpatinya pada Lala.

Tarawih

Tarawih

15 Agustus 2012, Oleh; De' Ela

Annisa gelisah di tempatnya. Dikibas-kibaskannya bagian bawah mukena ke dalam dan keluar supaya angin mengikis gerahnya. Ditolehnya ke kanan, ke depan, dan ke belakang. Semua orang juga tampak kegerahan, meski begitu mereka tetap melantunkan ayat-ayat  Allah dalam suara pelan mereka.
Annisa berdiri dan segera menghidupkan kipas angin.
“Nok, kamu di belakang saja. Atau di luar,” seseorang nenek tiba-tiba berbicara.
“Nok, hei! Kamu yang di pojok!”

Kamis, 15 Mei 2014

TRADISI

Minggu, 28 Desember 2011

Oleh: De' Ela

TRADISI


Angin dingin berhembus seperti badai kecil. Menghamburkan serbuk-serbuk salju hingga menerpa wajah-wajah pucat dan sudah beku itu. Sekalipun Ann dan Noah sudah mengenakan mantel mereka, nampaknya kekuatan salju merupakan energi yang mampu menyelundup menembus serat-serat mantel. Lebih lagi mantel Ann tidak terbuat dari bulu, melainkan dari kulit.
Dia gemetar sambil terus menggosok tangannya pada lengan.
“Mendekatlah kepadaku,” Noah yang melihat Ann merana, mengulurkan tangannya.
“Tidak, terima kasih.”
“Jangan sok hebat begitu. Kau sudah nyaris beku di tempat.”

Minggu, 26 Februari 2012

Study English FREE


 It’s for all people who want to study english in action and want to having friends from another countries. Just come and join to www.englishclub.com and you will feel that it’s very useful and great. You will feel comfortable in here because the people have the same aim, study english. So, the false in our english will be tolerant by them, by our new friend.